VIVAnews - Anda pernah menyaksikan hujan salju atau hujan es turun di kota-kota atau di pelosok Indonesia? Ternyata, fenomena itu bukanlah hal yang aneh dan sudah ada penjelasannya. Ini dia.
Saat sedang duduk di kabin, dengan sandaran kursi berdiri tegak serta meja makan di hadapan Anda dalam posisi terkunci, pesawat yang Anda tumpangi bisa jadi sedang memicu kejadian tak lazim, misalnya seperti hujan es.
Andrew Heymsfield, mikrofisikawan dari National Center for Atmosfpheric Research di Boulder, Colorado, menemukan bahwa pesawat bisa menyebabkan lubang di awan dan mengubah cuaca daratan di bawahnya.
Seperti dikutip dari Discovermagazine, Senin 27 Desember 2010, kristal es tidak terbentuk dengan mudah. Sama halnya dengan titik-titik uap air yang tetap dalam bentuk asalnya, meskipun atmosfir di sekitarnya mencapai jauh di bawah titik beku.
Menurut Heymsfield, pesawat yang memasuki awan yang super dingin setelah mereka tinggal landas atau sebelum mendarat bisa menyebabkan gangguan yang dapat membekukan titik-titik uap air tersebut secara instan.
“Ketika mesin turboprop milik pesawat memaksa air di belakang sirip-sirip propeller atau ketika mesin jet menyebabkan udara lembab mengalir di bawah sayap agar memberi daya angkat pada pesawat, udara kemudian menyebar dan mendingin,” ujar Heymsfield.
Salah satu dari efek yang ditimbulkan pesawat itu, kata Heymsfield, bisa menurunkan temperatur udara hingga lebih dari satu derajat.
“Ini seketika akan membekukan titik-titik air di awan,” kata Heymsfield. “Titik air ini dengan cepat akan membentuk kristal es yang keluar dari awan sebagai salju,” ucapnya.
Heymsfield menyebutkan, fenomena ini sedikit menjelaskan terjadinya keterlambatan pesawat di musim dingin yang belakangan banyak terjadi.
“Efek utama dari kejadian ini adalah berubahnya curah hujan lokal,” tutur Heymsfield. “Di sekitar bandara, khususnya di musim dingin, lebih banyak salju yang turun dibandingkan di kawasan lain”. (art)
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar